Yang kami
rasakan, mencari orang yang jujur saat ini begitu susah. Sampai orang yang
rajin shalat
dan jidadnya ireng-pun (berjidad hitam), hanya lahiriyah saja terlihat baik,
namun tidak sedikit yang berperilaku jelek dan tidak jujur. Bahkan kami
saksikan sendiri beberapa yang mengaku sebagai pengusaha muslim tidak jujur
dalam mengemban amanat seperti dalam akad mudhorobah. Ada yang diberi modal
untuk menjalankan usaha, malah modalnya digunakan untuk membangun rumah. Ini
tanda tidak amanat dan bentuk khianat.
Ada satu
cerita yang kami saksikan di desa kami.
Seorang
takmir masjid yang kalau secara lahiriyah nampak alim, juga rajin menghidupkan
masjid. Namun belangnya suatu saat ketahuan. Ketika warga miskin mendapat jatah
zakat dan disalurkan lewat dirinya, memang betul amplop zakat sampai ke tangan
si miskin. Tetapi di balik itu setelah penyerahan, ia berkata pada warga,
“Amplopnya silakan buka di rumah (isinya 100.000 per amplop). Namun kembalikan
untuk saya 20.000.” Artinya, setiap amplop yang diserahkan asalnya 100.000,
namun dipotong sehingga tiap orang hanya mendapatkan zakat
80.000. Padahal dari segi penampilan tidak ada yang menyangka dia adalah orang
yang suka korupsi seperti itu. Tetapi syukurlah, Allah menampakkan belangnya
sehingga kita jadi tahu tidak selamanya orang yang mengurus masjid itu termasuk
orang-orang yang jujur.
(a part article from: http://muslim.or.id)
1:36 PM |
Category:
Moslem
|
0
komentar
Comments (0)